Elemen Mesin

Elemen Mesin Bantalan (Machine Elements Bearing) Bantalan merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros berbeban,.

Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.

Mesin Skrap

Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal. .

Mesin Frais

Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 25 Mei 2011

Lowongan PT. Trakindo Utama

PT. Trakindo Utama - HO East KAL-Division – has an immediate requirement of :

Senior Instructor (2 Persons)

Instructor (4 Persons)

Junior Instructor (2 Persons)


Job Roles :

  •  Responsible to provide training for employees and Caterpillar end users to develop their   knowledge, skills and competencies required by the business.
  • Enhance the capacity of company service personnel and customers through the design, development, conducting & evaluation of appropriate learning solution and training courses.
  •  Design and deliver tailored training program required by the business
  • To be a mentor in order to ensure that OJT program participant get a correct skill listed on Skill Proficiency Book


Qualifications :

    Bachelor degree PT. Mesin.
    Should have a history of developing or teaching others. This need not be job related.
    Should be able to learn independenly
    Must be willing & able to learn and develop quickly (high learning capacity).
    Should have excellent Bahasa Indonesia communication skills.
    Should also be able to read & absorb material written in English.
    Should also have some English language speaking and listening skills.
    Must be willing to travel and to be posted at remote locations.
    Competencies in Analytical Thinking, Impact & Influence, Leadership, Developing others, and Commitment to Learning.

Term, Condition and Benefits :

    Location : HO East Kalimantan - Balikpapan
    Reporting to : Training Supervisor
    Compensation : - Monthly based salary

- Applicable to Performance Bonu

- Integrated Training & Development Program

Please send your application to BKK FT UNY till Thursday, June 9, 2011

Or send via email to rekrut_bkkftuny@yahoo.com

Selection will be held in FT UNY.


Diposkan oleh LOWONGAN KERJA BKK FT UNY

PT. Nissan Motor Indonesia

LOWONGAN INSTRUKTUR

Kami, PT. Nissan Motor Indonesia, perusahaan yang bergerak dibidang Manufakturing kendaraan bermotor berikut Aftersales Service membuka kesempatan kerja untuk para Lulusan Teknik Otomotif dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai :

TECHNICAL INSTRUCTUR

Syarat-syarat :
1. Sarjana (S1) Teknik Otomotif Fresh Graduate atau maksimum 2 tahun pengalaman kerja.
2. Mampu berbahasa Inggris aktif maupun pasif.
3. Berjiwa pendidik, sanggup bekerja keras dan orientasi pada target
4. Sehat Jasmani dan Mental, tidak memiliki cacat fisik yang dapat menggangguaktifitas seorang Instruktur Teknik

Bagi para alumni yang berminat dapat menirimkan aplikasi lamaran via email ke alamat : jamaludin@nissan.co.id
paling lambat tanggal 10 Juni 2011


Aplikasi lamaran berupa :
1. Surat Lamaran Kerja
2. Copy Transkrip
3. Curriculum Vitae
4. Surat Pengalaman Kerja
5. Sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan Otomotif
6. Pas Photo ukuran 4X6 warna

Info lebih lanjut dapat menghubungi Bp. Jamal (081584245464)
Diposkan oleh LOWONGAN KERJA BKK FT UNY

Lowongan Kerja PT. OSRAM Indonesia

PT. OSRAM Indonesia bekerja sama dengan BKK (Bursa Kerja Khusus) Universitas Negeri Yogyakarta mengundang kandidat tangguh dari UNY untuk mengikuti seleksi sebagai

“Production Technician” di PT OSram Indonesia. Jika anda :

  1.     Lulusan D3 atau S1 jurusan Teknik Mesin, elektro, Elektronika dan mekatronika
  2.     Memiliki Good Analytical skills, Technical Process and Mechanical
  3.     Memahami standar ISO
  4.     Mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris

Sampaikan permohonan dan CV anda dilengkapi dengan transkrip nilai dan pas foto 4x6 (1 lbr warna merah) ke

BKK UNY

d/a Kantor IKA/BKK UNY belakang kantor pos UNY

paling lambat 1 juni 2011

Seleksi akan dilaksanakan pada 7 Juni 2011 di UNY (tempat menyusul)

Info lengkap hubungi Ibu Sri Sudaryati

Hp: 081329242339
Diposkan oleh LOWONGAN KERJA BKK FT UNY

Pengelasan

Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.
Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Pengelasan Cair
Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.

2. Pengelasan Tekan
yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu keduanya ditekan hingga menyambung Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi :
a. Pengelasan tempa
Merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses pemanasan pada logm yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.
b. Pengelasan tahanan
Proses ini meliputi :
1. Las proyeksi
Merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya sangat dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu pelat yang akan disambung dijepit dengan elektroda dari paduan tembaga, kemudian dialiri
arus yang besar.
2. Las titik
prosesnya hampir sama dengan las proyeksi, yaitu pelat yang akan disambung dijepit dahulu dengan elektroda dari paduan tembaga, kemudian dialiri arus listrik yang besar, dan waktunya dapat diatur sesuai dengan ketebalan pelat yang akan dilas.
3. Las Kampuh
Merupakan proses pengelasan yang menghasilkan sambungan las yang kontinyu pada dua lembr logam yang tertumpuh. Ada tiga jenis las kampuh, yaitu las kampuh sudut, las kampuh tumpang sederhana dan las kampuh penyelesaian.

3. Pematrian
Pematrian adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah penggunaan bahan tambahan/ filler yang mempunyai titik leleh dibawah titik leleh logam induk. Pengelasan fusion dapat dibedakan menjadi :
a. Pengelasan Laser
Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada las
yang kecil, khususnya dalam industri elektronika.
b. Pengelasan Listrik berkas elektron
Pengelasan jenis ini digunakan untuk pengelasan pada logam biasa, logam tahan api, logam yang mudah teroksidasi dan beberapa jenis paduan super yang tak mungkin dilas.
c. Pengelasan thermit
Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan reaksi kimia eksotermis sebagai sumber panas. Thermit merupakan campuran serbuk Al dan Oksida besi dengan perbandingan 1 : 3

Las cair dan pematrian termasuk ke dalam las fusion. Salah satu las fusion adalah las termik. Pada las termik ini, panas yang dihasilkan berasal dari reaksi eksotermis. Las termik adalah satu-satunya las yang menggunakan reaksi kimia sebagai berikut :
8 Al + 3 Fe3O4
9Fe + 4 AL2O3

Pada reaksi ini besi yang dihasilkan mencapai suhu /temperatur 25000 C, hingga ujung benda kerja yang dituangi besi itu akan meleleh dan membentuk sambungan. Pada las tekan, benda kerja dipanaskan hingga meleleh/ membara. Kemudian ditempa hingga membentuk sambungan. Hal ini sering dilakukan oleh pandai besi. Sedangkan pada praktikum kami menggunakan las gas ( oksiasitelin ) dan las busur listrik. Sedangkan pada pengelssan tangkai kayuh, kami menggunakan las busur listrik dalam praktikum pembuatan alat pemarut kelapa.




Jumat, 20 Mei 2011

Elemen Mesin

Elemen Mesin Bantalan (Machine Elements Bearing)

Bantalan merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Dalam hal ini, bantalan memegang peranan penting dimana apabila bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka akan mempengaruhi prestasi kerja dari sistim itu sendiri.
a.         Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
  • Bantalan luncur  
         Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban yang besar. Dengan konstruksi yang sederhana maka bantalan ini mudah untuk dibongkar pasang. Akibat adanya gesekan pada bantalan dengan poros maka akan memerlukan momen awal yang besar untuk memutar poros. Pada bantalan luncur terdapat pelumas yang berfungsi sebagai peredam tumbukan dan getaran sehingga akan meminimalisasi suara yang ditimbulkannya. Secara umum bantalan luncur dapat dibagi atas :
©    Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan, elips dan lain-lain.
©    Bantalan aksial, yang berbentuk engsel, kerah dan lain-lain.
©    Bantalan khusus yang berbentuk bola.
  • Bantalan gelinding
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam  melalui elemen gelinding  seperti bola ( peluru ), rol atau rol jarum atau rol bulat. Bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau dari segi biaya, bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
2.      Berdasarkan arah beban terhadap poros
  • Bantalan radial tegak lurus
Arah beban yang ditumpu tegak lurus terhadap sumbu poros.
  • Bantalan radial sejajar
          Arah beban bantalan sejajar dengan sumbu poros.
  • Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu poros.

b.         Pertimbangan Dalam Pemilihan Bantalan
Dalam pemilihan bantalan banyak hal yang harus dipertimbangkan seperti :
  • Jenis pembebanan yang diterima oleh bantalan (aksial atau radial )
  • Beban maksimum yang mampu diterima oleh bantalan
    • Kecocokan antara dimensi poros yang dengan bantalan sekaligus dengan keseluruhan sistim yang telah direncanakan.
    • Keakuratan  pada kecepatan tinggi
    • Kemampuan terhadap gesekan
    • Umur bantalan
    • Harga
    • Mudah tidaknya dalam pemasangan
    • Perawatan.

    Cara Kerja Kopling Tidak Tetap (Clutch)

    Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.
    Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas koplingakan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
    Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik,sebagai mekanisme pelepas hubungan.
    Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan padapedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
    Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit koplingakan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas,sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus.Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran sistem hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan.

    Fungsi dan Kegunaan Rem Drum

    Rem drum otomobil umumnya berbentuk rem drum (jenis ekspansi) dan rem cakram (disk). Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang terlindung, dapat menghasilkan gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang. Suatu kelemaham rem ini adalah pemancaran panasnya buruk. Blok rem bergantung pada letak engsel sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
    Biasanya, jenis seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.5 (a) adalah yang terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada rem jenis ini, meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem tetap besarnya. Rem dalam gambar 2.5 (b) memakai dua sepatu depan, dimana gaya rem dalam satu arah putaran jauh lebih besar dari pada dalam arah berlawanan. Juga terdapat jenis yang diperlihatkan dalam gambar 2.5 (c), yang disebut duo-servo.

    Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.6 (a), disebut sepatu berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalam gambar 2.6 (b), disebut sepatu mengambang. Jenis yang terdahulu memerlukan ketelitian yang lebih tinggi dalam pembuatannya. Untuk merencanakan rem drum. Pada umumnya perhitungan yang sederhana dapat diikuti untuk memperoleh ukuran bagian-bagian yang bersangkutan serta gaya untuk menekan sepatu.
    Rem drum dikenal juga sebagai rem sepatu dalam, yang biasanya diterapkan pada kendaraan. Rem drum ini dibuat dalam berbagai tipe dengan tujuan masing-masing.

    Keuntungan memakai rem drum adalah dapat menghasilkan gaya yang besar untuk ukuran yang kecil dan umur lapisan rem yang panjang. Blok rem disebut dengan sepatu rem. Gaya rem tergantung pada letak engsel sepatu rem dan gaya yang diberikan agar sepatu bergesekan dengan dinding rem serta arah putaran roda.

    Dasar Perancangan Rem

    Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian rem banyak ditemui pada sistem mekanik yang kecepatan geraknya berubah-ubah seperti pada roda kendaraan bermotor, poros berputar, dan sebagainya. Berarti dapat disimpulkan bahwa fungsi utama rem adalah untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik atau penukaran kutup, dan lain-lain.
    Pada umumnya sebuah rem mempunyai komponen – komponen sebagai berikut :
    • Backing plate
    • Silinder penyetel sepatu rem
    • Sepatu rem
    • Pegas pembalik
    • Kanvas rem
    • Silinder roda
    • Drum rem
    Dimana penjelasan masing-masing komponen  tersebut diterangkan di bawah ini.
    • Backing plate
    Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan diikat dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing plate. Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan dipasangkan pada backing plate.
    • Silinder penyetel sepatu rem
    Silinder penyetel sepatu rem berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan untuk penyetelan renggang antara sepatu dengan drum. Pada beberapa macam rem, sebagai pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan kam penyetel sepatu digunakan secara terpisah.
    • Sepatu rem
    Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan dilengkapi dengan kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian permukaan dalam sepatu rem. Salah satu ujung sepatu rem dihubungkan pada anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu rem. Ujung lainnya dipasangkan pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu ke drum dan juga sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.
    • Pegas pembalik
    Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada drum ketika pijakan rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik biasanya dipasang dibagian sisi silinder roda.
    • Kanvas rem
    Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek pada drum. Bahan yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau campuran plastik untuk untuk memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan aus. Pada beberapa macam rem, terdapat perbedaan bahan kanvas rem yang dipasangkan pada sepatu pertama dan sepatu kedua. Kanvas ini dapat diganti jika sudah mengalami aus.
    • Silinder roda
    Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong sepatu rem ke drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem, tergantung dari modelnya. Ada dua macam silinder roda; yang satu bekerja pada sepatu rem pada kedua arah, dan satunya lagi gerakannya hanya pada satu arah saja.
    • Drum rem
    Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan terhadap permukaan dalam drum, mengakibatkan terjadinya gesekan dan menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200°C-300°C). Karena itu, untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.

Kamis, 19 Mei 2011

Maintenance

Maintenance/Perawatan Mesin

Penggantian atau pembaharuan adalah suatu tindakan mengganti suatu peralatan dengan peralatan yang baru agar kondisi yang tadinya menurun menjadi standar kembali. Biasanya penggantian dilakukan apabila mesin atau peralatan tersebut sudah tidak ekonomis atau biaya operasinya bertambah naik sesuai dengan pertambahnya usia peralatan. Kebijakan penggantian ini ditunjukkan untuk mencapai jumlah biaya yang minimum.
Alasan Penggantian
Ada dua alas an dasar dalam pertimbangan penggantian atau pembaharuan suatu peralatan, yaitu :
1. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik hanya berhubungan dengan perubahan pada kondisi peralatan tersebut.
2. Ketinggalan Jaman
Ketinggalan jaman digunakan untuk menyatakan akibat dari perubahan diluar lingkungan terhadap peralatn tersebut. Ketinggalan jaman terjadi sebagai akibat dari perbaikan-perbaikan yang kontinyu pada peralatan. Sering juga terjadi karena perkembangan teknologi yang demikian pesatnya sehingga lebih ekonomis untuk mengganti suatu peralatan yang lebih canggih teknologinya.
Keputusan Penggantian
Keputusan penggantian erat kaitannya dengan biaya operasi ataupun perawatan yang selalu naik sehingga diperlukan kebijakan penggantian yang paling ekonomis.Dalam sistem penggantian berkala (periodik) keputusan untuk mengganti atau mempertahankan alat yang ada sudah dibuat sama pada awal tiap kurun waktu. Sistem penggantian berkala terdiri dari dua jenis biaya dengan penghapusan dan biaya tanpa penghapusan. Namun yang akan dibahas dalam persoalan ini adalah sistem penggantian berkala dimana terdapat biaya penghapusan.

Bagian-bagian yang berhubungan dalam perawatan
Bahagian-bahagian yang punya hubungan dalam perawatan adalah:
(1). Produksi
(2). Teknikal
(3). Keselamatan kerja
(4). Gudang
(5). Pembelian
(6). Keuangan
Tanggung jawab dari masing-masing bahagian adalah sebagai berikut :
(1) Produksi
(a). Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait.
(b). Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan pengawasan.
(c). Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan memberi ijin masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan karja untuk kerja-kerja pemeliharaan.
(d). Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti mengisolasi, mencuci equipmen dan pipa-pipa, juga melakukan analisa keselamatan kerja.
(e). Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.
(f). Teliti dan bantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan.
(g). Terima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan lakukan pengetesan ulang.
(h). Tanda tangani dan syahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai tersebut.
(2 )Teknikal
(a). Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi, dan biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan.
(b). Pelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik dan dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.
(c). Pelajari dan siapkan moditikasi pabrik melalui penyelidikan seperti yang disebutkan pada item
(d), dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara bagian-bagian yang terkait.
(e). Simpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik.
(f). Selidiki dan jaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi dan pemeliharaan.
(3 ) Keselamatan Kerja.
(a). Jaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerah-daerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang ada dan pastikan bekerja secara aman.
(b). Siapkan dan beri peringatan-peringatan keselamatan pada masing-masing equipmen termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan dimulai.
(c). Pelajari dan buat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas, peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.
(d). Hadiri atau kunjungi pekerjaan-pckerjaan pemeliharaan atau pemeriksaan, jika pckcrjaan tersebut berbahaya.
(c). Mintalah alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung (utility).
(4 ) Penyimpanan Bahan (material)
(a). Bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi simpan didalam gudang, bahan-bahan ini termasuk untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi, keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah dan lain-lain.
(b). Terima simpan dan syahkan bahan-bahan yang ada, dan laporkan kebahagian pembelian dan gudang.
(c). Pelajari dan teliti stock minimum, dan pembelian dan semua bahan-bahan, laporkan ke bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian.
(d). Periksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik.
(c). Simpan catatan atau buku gudang.
(5)  Pembelian
(a). Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian.
(b). Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.
(c). Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada bagian-bagian lain yang terkait.
(d). Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-bagian lain yang terkait.
(e). Mensyahkan permintaan pembelian.
(f). Memeriksa lama waktu pengiriman borang.
(g). Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk bagian keuangan.
(i). Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.
(j). Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai harga-harga equipmen, bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).
(6)  Keuangan.
(a). Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.
(b). Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.
(c). Catat dan klassifikasikan item (a) dan (b) diatas untuk masing-masing equipmen.
(d). Menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada bagian-bagian lain yang terkait.
(e). Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait.
(t). Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran kepada bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.
6. Perawatan langsung dan tidak langsung.
2.6.1 Perawatan langsung adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan dari equipmen produksi. Dalam definisi ini termasuk item-item sebagai berikut :
(1) Pembongkaran berskala besar dari equipmen dan unit-unit produksi.
(2) Perbaikan berskala besar dari sebuah equipmen yang penting, dalam keadaan terjadwal maupun tidak
(3) Perawatan skala kecil. Perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak.
2.6.2 Perawatan tidak langsung.
Perawatan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan perawatan yang berhubungan dengan equipmen produksi, tetapi tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri.
(1). Peremajaan dari equipmen produksi seperti mengecat dan mengisolasi.
(2). Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipmen, mengatur tataletak equipmen, dan memindahkan equipmen.
(3). Penambahan-penambahan kecil seperti pemasangan peralatan untuk mesin-mesin cadangan.
Dengan defenisi ini, organisasi dari perawatan pabrik dapat membuat katalog, mengevaluasi, memonitor, dan mengkontrol beban pekerjaan perawatan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

Tugas-Tugas Perawatan.
Tugas langsung.
Tugas dasarnya sebagai berikut :
(1). Perencanaan dan penugasan
(2). Pemeriksaan dan pengawasan
(3). Pengawasan bahan
(4). Pekerjaan lapangan
(5). Pekerjaan bengkel.
Tugas-tugas yang disebutkan diatas dapat dibagi dalam spesialisasi-spesialisasi. Tanggung jawab dari masing-masing tugas diatas adalah sebagai berikut :
1 Perencanaan dan Penugasan
(a) Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja.
(b) Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan kerja yang diterima.
(c) Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut.
(d) Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja pada lokasi yang sesuai.
(e) Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.
(f) Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
(g) Menyetujui semua permintaan-permintaan kerja diatas dan juga permintaan kerja harian.
(h) Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuan nya.
(i) Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai
(j) Menerima dan menyimpan jam kerja yang sebenarnya dan juga catatan equipmen yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.
(k) Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.
(l) Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan permintaan pembelian bahan dari bahagian gudang.
(m)Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan atau Pembongkaran secara besar-besar an.
(n) Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya pemeliharaan tahunan.
(o) Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.
(p) Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan
(q) Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipmen dan fasilitas nya kepada orang-orang teknik.
2 Pemeriksaan dan Pengawasan.
(1). Untuk pernbongkaran mesin yang regular, atau periodik.
(a). Siapkan, jaga dan pertimbangkan kembali program-program pembongkaran mesin periodik atau regular. Pemeriksaan atau bahan khusus dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.
(b).Siapkan, laksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran mesin di bengkel.
(c). Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian yang memerlukan nya.
(d). Siapkan, laksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing pekerjaan pemeliharaen dan perbaikan, juga siapkan laporan akhir pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.
(e). Buat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel sehubungan dengan tatacara perbaikan equipmen yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.
(f). Buat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat dan pembahagian kerja nya.
(g). Buat aturan pemeriksaan equipmen dalam keadaan darurat.
(h). Siapkan laporan pemeriksaan
(i). Siapkan dan simpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipmen dalam pabrik catat item-item pemeliharaan yang besar-besar dari equipmen dan sistim pepipaan.
(j). Analisa dan sarankan tatacara pemeliharaan yang sesuai berdasarkan catatan data-data dari mesin-mesin tersebut.
(k). Minta dan terima bahan-bahan yang dipakai pada sewaktu pemeriksaan dilakukan dan juga bahan habis pakai.
(l). Pelajari dan usulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik dan fasilitas-fasilitas nya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh bahagian teknik.
(m).Pelajari dan buat rencana pemeriksaan tahunan dan jaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular, perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.
(n).Analisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan buat laporan-laporan inspeksi dan saran-saran.
(2). Untuk Pemeriksaan yang Khusus.
Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya.
(a).Siapkan, jaga dan pikirkan kembali rencana-rencana pemeriksaan khusus dan tatacaranya.
(b).Menerima permintaan pekerjaan khusus, laksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan laporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang berhubungan.
(c). Pelajari dan siapkan saran-saran untuk pemeriksaan khusus kebahagian perencanaan, pemeriksaan, bengkel dan lain-lain.
(d). Pelajari dan siapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan darurat.
(e). Rencanakan dan buat tatacara pemeriksaan khusus untuk equipmen pabrik dan fasilitas nya.
(f). Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan habis pakai.
(g). Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.
(h). Analisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.
(i). Jaga dan tingkatkan kemampuan teknik dari para pekerja.
(j). Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang lama.
3 Pengawasan Bahan.
(a). Pelajari, rencanakan, dan laksanakan tatacara pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan.
(b). Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh bahagian lapangan atau bahagian bengkel.
(c). Menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan harian dan bulanan dari bahagian pergudangan.
(d). Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lain nya.
(e). Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain, atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.
(f). Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.
(g). Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang menjual bahan-bahan yang terbaru.
(h). Tinjau dan pertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin ada di gudang. Juga tinjau kembali jumlah dari pesanan bahan.
(i). Tinjau dan rubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas.
4 Pekerjaan Lapangan
Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan, penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modiifikasi di lapangan.
(a). Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.
(b). Mempelajari dan menyiapkan tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-perintah kerja yang diperlukan.
(c). Bagikaan, atur dan koordinasikan semua pekerjaan yang diterima dan bahagian perencanaan dan pemeriksaan.
(d). Alokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.
(e). Siapkan dan minta ijin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi.
(f). Terima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi.
(g). Terima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.
(h). Buat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan juga bahan lain yang diperlukan.
(i). Siapkan dan hantar semua yang diperlukan, seperti suku cadang, bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas kelapangan.
(j). Minta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian pemeriksaan.
(k). Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bahagian nya paling banyak jenis pekerjaan nya.
(l). Hitung dan jumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan.
(m). Jumlahkan dan simpan semua jam kerja dan buat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pabrik.
5 Pekerjaan Bengkel.
Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi.
(a). Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis pakai.
(b). Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian tugas pada equipmen, sistim perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan fasilitas-fasilitas lain nya.
(c). Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.
(d). Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan.
(e). Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan darurat.
(f). Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.
(g). Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila diperlukan.
(h). Siapkan laporan perbaikan dan laporkan ke bahagian yang bertanggung jawab.
(i). Hitung dan jumlahkan jumlah jam kerja total dan biaya bahan habis pakai untuk masing-masing pekerjaan.
(j). Jumlahkan, klassifikasikan dan buat laporan jumlah jam kerja yang sebenar nya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.
(k). Pelajari, tingkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

Perlunya pekerjaan perawatan pada pabrik
Pengurangan Biaya Produksi
(1). Manajemen dari perusahaan kimia secara terus menerus berusaha untuk mengurangi biaya-biaya produksi. Beberapa pengurangan dari biaya produksi dapat dilakukan dengan mengurangi biaya tetap atau biaya yang lain-lain dari biaya produksi itu sendiri.
(2). Pegurangan biaya lain-lain dapat diperoleh dengan memaksimalkan pemakaian bahan mentah dan bahan-bahan pendukung lainnya. Untuk mengurangi biaya-biaya lain lain langkah-langkah berikut ini perlu diperhatikan :
(a). Minimalkan pembongkaran mesin-mesin yang ada dalam pabrik tersebut
(b). Jaga produksi agar tetap pada produksi puncak
(c). Kembangkan teknik-teknik baru dan minimalkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
(3). Sebaliknya langkah-langkah untuk mengurangi biaya-biaya tetap adalah sebagai berikut:
(a). Minimalkan biaya-biaya pemeliharaan termasuk biaya pekerja untuk pemeliharaan tersebut.
(b). Minimalkan biaya operator mesin
(c). Minimalkan biaya-biaya pekerjaan lembur.
4.2. Hal-hal yang penting dalam manajemen perawatan.
(1). Frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah. Secara umum, penurunan kerusakan akan mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk perbaikan.
(2). Untuk meminimalkan kerusakan pada pabrik, item-item yang dipilih harus benar-benar penting dan dapat berakibat fatal untuk keseluruhan pabrik tersebut. Setelah memilih item tersebut maka target selanjutnya adalah untuk melaksanakannya. Biaya tambahan yang dipakai untuk peningkatan pabrik akan menghasilkan pengembalian modal yang pasti, dan juga mengurangi biaya-biaya lain untuk jangka waktu selanjutnya.
(3). Penaksiran biaya-biaya pemeliharaan.
Defenisi ‘M’ Biaya pemeliharaan selama pemeliharaan ilu dilaksanakan.
‘T’ Biaya pemeliharaan sepanjang tahun.
M/T bervariasi diantara 10 sampai 60% bergantung pada tipe pabrik nya. Perbandingan optimum dari masing-masing pabrik ditentukan berdasarkan pertimbangan biaya pemeliharaan yang terendah.
(4). Keuntungan melakukan pekerjaan sebanyak mungkin pada saat pembongkaran pabrik tahunan. Teknologi equipmen dan mesin-mesin dewasa ini memllngkinkan mesin atau equipmen tersebut beroperasi selama setahun tanpa harus diadakan pembongkaran, mempertimbangkan fakta ini dan juga kehadiran dari banyak nya pabrik kimia, petro kimia, pabrik-pabrik pendukung, pabrik penyulingan dan pabrik-pabrik lain, cara yang paling mungkin untuk meningkatkan kinerja pabrik adalah dengan melakukan pengawasan total dan perbaikan seluruh equipmen dan mesin-mesin pada saat diadakannya pembongkaran pabrik tahunan.
Anggap bahwa prosedur perbaikan dan pemakaian bahan tidak mengalami kesalahan, maka pabrik tersebut harus dapat berjalan setahun penuh tanpa harus membongkar mesin. Kerusakan dan perbaikan yang terjadi sebelum tiba saat nya pembongkaran tahunan ini bisa disebabkan oleh kesalahan pada waklu perbaikan, kesalahan bahan, atau terjadinya kecelakaan pada wakru operasi. Pekerjaan modifikasi yang besar dapat dilakukan pada saat pembongkaran tahunan pabrik, dan hila ini direncanakan dengan baik jauh-jauh hari, maka pekerjaan tersebut tidak memerlukan hari kerja tambahan.
Selanjutnya, efektifitas kerja dari para mekanik harus tinggi selama dilakukannya pembongkaran pabrik tahunan tersebut. Jadi bisa dikatakan jika pada saat-saat operasi pabrik normal mekanik bekerja dengan efektifitas 30%, maka pada saat pembongkaran tahunan efektifitas nya harus dinaikkan sampai dengan 70%. Ini dapat terjadi karena waktu yang diperlukan untuk persiapan, memastikan keselamatan kerja, memeriksa daerah-daerah yang berbahaya dan lain-lain akan makin berkurang. Maka jika kita anggap jumlah pekerjaan pada tahun-tahun sebelumnya sama, tetapi total jumlah pekerja dapat kita kurangi jika kita tumpukan pekerjaan-pekerjaan tersebut pada saat dilaksanakan nya pembongkaran tahunan.
(5). Memperpanjang umur pabrik dan meramalkan kerusakan-kerusakan yang akan terjadi.
Konsep dari perawatan tergantung pada umur yang diharapkan dari masing-masing pabrik atau fasilitas dan euipmen nya. Bila umur yang diharapkan dari pabrik tersebut pendek, maka konsep optimum perawatan nya akan berbeda. Meningkatkan kemampuan teknik dan meningkatkan kualitas bahan untuk meminimalkan kerusakan rasanya tidak diperlukan jika pabrik tersebut akan ditutup dalam waktu yang singkat.
(6). Data dan Pengumpulan Informasi.
Data yang dikumpul dari pabrik secara harian, periodik, tahunan merupakan dasar informasi untuk sistim pemeliharaan yang baik. Data teknik, gambar-gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting. Aspek yang terpenting dari pengumpulan dan penyimpanan data adalah terorganisasi nya seluruh sistim dengan baik. Data yang dikumpul oleh bahagian pemeliharaan akan sangat berguna kepada bahagian-bahagian lain seperti bahagian produksi, pergudangan, proyek dan lain-lain.
Jika ada pengembangan atau penemuan-penemuan baru harus segera diinformasikan ke bahagian-bahagian lain untuk memastikan pengadaan barang yang terbaik pada bahagian pembelian dan bahagian keuangan. Semua data-data pembongkaran pabrik tahunan termasuk keuangan nya dilaporkan pada bahagian-bahagian yang bertanggung jawab untuk menyusun dan merencanakan biaya perbaikan selanjut nya. Yang paling penting rencana pengembangan harus diperlihatkan pada bahagian produksi dan bahagian teknik agar bahagian ini dapat memberi komentarnya. Usulan untuk merubah tatacara perbaikan atau syarat-syarat teknisi harus disiapkan dan didiskusikan dengan penyelia (supervisor) yang bertanggung jawab pada bidang tersebut.
(7). Pengawasan pekerjaan pemeliharaan harus merupakan suatu pekerjaan yang terintegrasi. Aliran kerja sejak mulai dari pemeriksaan, perbaikan, pengawasan kerja, dan pengawasan kinerja mesin sebaiknya ditanggung jawabi oleh seorang pekerja. Ini akan memberi effek lebih effesien nya pekerjaan untuk menghasilkan operasi pabrik yang baik.

Instruksi-Instruksi Umum Manajemen Perawatan Industri
1. Pentingnya Pekerjaan Perawatan  pabrik
(1). Produksi yang tinggi dari beroperasi pabrik secara kontinu dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang berada dalam satu komplex tersebut. Misalnya pabrik-pabrik kimia yang bersekala besar yang merupakan beberapa pabrik dalam satu komplex yang modern, kerusakan atau operasi yang tidak maximum pada suatu pabrik dalam komplex-tersebut akan menyebabkan kehilangan produksi yang besar secara total dari komplex itu, yaitu bila produksi menurun maka bahan baku akan bcrlebih dan rusak. Dari masalah ini, maka orang yang terlibat pada operasi pabrik harus berusaha dengan segala upaya agar menjaga dan merawat kesinambungan dari beroperasi nya pabrik.
(2). Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktor-faktor berikut ini penting :
(a).Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaannya dan juga perawatan nya.
(b). Menjaga kesinambungan operasi dan perawatan.
(c). Mengefisienkan operasi dan perawatan.
Pabrik pengolahan petro kimia, kimia, atau pabrik pupuk berskala besar dimana pada produksi harian sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku dan produktifitas dari pabrik-pabrik hilirnya seperti pabrik ethylene, pabrik mesin, pabrik pupuk, pabrik penyediaan air minum dan banyak lagi pabrik-pabrik kimia lain ora. Bila kondisi operasi tidak normal terjadi dalam pabrik tersebut. maka keseimbangan dari seluruh pabrik-pabrik yang ada dalam komplex tersebut akan terganggu dan pendataan harus diambil kembali untuk memperbaiki keseimbangan produksi dan juga penyediaan bahan baku.
Maka sedikit-dikitnya 330 hari operasi adalah yang sesuai untuk pabrik-pabrik normal dan perencanaan pembongkaran tahunan diperlukan sedikit- dikitnya setahun sekali, sekalian kiln dapat memastikan efisiensi pabrik dan memeriksa peralatan, dan juga mesin-mesin.
(3). Pelatihan yang berkesinambungan pada bahagian pemeliharaan pabrik adalah hal penting untuk mendapatkan pengalaman dan mengumpulkan informasi untuk merencanakan pemeliharaan pabrik yang lebih sistimatis.
Secara umum pekerjaan pemeliharaan dikatagorikan dalam dua cara sebagai berikut :
(a). Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (breakdown).
Pemeliharaan breakdown ini meliputi perbaikan atau modifikasi dari equipmen dan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan saat operasi.
(b). Pemeliharaan rutin (preventive).
Pemeliharaan preventive ini dilakukan dengan mengontrol dan merawat equipmen sehingga tidak terjadi kerusakan atau berubah fungsinya mesin-mesin tersebut.
Disini terlihat bahwa metode pemeliharaan yang kedua adalah lebih ekonomis dari pada metode yang pertama, karena pada metode yang pertama kemungkinan kerusakan mesin sangat besar sekali dan tidak dapat diramalkan. Jadi sangatlah dianjurkan untuk memeriksa setiap equipmen tanpa harus mempersoalkan apa pemeliharaannya preventive atau breakdown ini bergantung pada keperluan produksi.
Jadi catatan pemeliharaan yang rinci dan laporan-laporan dari masing-masing equipmen harus diperiksa secara hati-hati hingga kita mempunyai waktu yang sesuai untuk memperbaiki atau menggantinya. Untuk tujuan ini, kondisi operasi dari masing-masing mesin dan equipmen harus difahami sepanjang waktu dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan menjaga operasi pabrik berjalan secara kontinue.
2.  Untuk mendapatkan produktifitas tahunan yang tinggi, maka kelangsungan operasi sepanjang tahun harus dijaga. Maka seluruh jajaran manajemen harus meningkatkan teknik-teknik pengawasan pabrik dan memberikan pelatihan pada para pekerja sehubungan dengan teknik-teknik perawatan dan operasi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan operasi dan pemeliharan yang baik pada suatu pabrik adalah sebagai berikut:
(a). Organisasi dan sistimatisasi dari pemeliharaan pabrik dan operasinya.
(b). Pengawasan operasi pabrik
(c). Pengawasan pemeliharaan pabrik
(d). Pengawasan keselamatan kerja
(e). Pengawasan pergudangan (suku cadang, bahan, bahan kimia, pelumas)
(f). Pengawasan pembelian
(g). Pengawasan biaya (produksi, pemeliharaan)
(h). Pengawasan personal (pekerja).
3. Menjaga kapasitas produksi pabrik tetap konstan.
Orang-orang yang terlibat dalam bahagian perawatan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kapasitas pabrik tetap (tidak naik turun), maka bahagian pemeliharaan harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(a). Mencatat dan menganalisa data-data sejarah pemeliharaan
(b). Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan
(c). Menganalisa keadaan tidak normal dari equipmen atau unit-unit yang ada.
(d). Rapat harian dengan bahagian produksi
(e). Kerjasama dengan bahagian produksi
(f). Memeriksa dan melaporkan pemakaian dan bahan-bahan pemeliharaan (suku cadang, bahan, dan pelumas).
(g). Menganalisa pemakaian bahan tersebut
(h). Merencanakan program pemeliharaan dan skedul.
(i). Mencatat semua kegiatan inspeksi, perbaikan, dan pekerjaan memodel kembali
j). Memodifikasi buku-buku petunjuk inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan
(k). Memeriksa effisiensi equipmen dan unit-unit.

Perawatan  adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya..
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan,bahwa :
  • Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi
  • Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya perawatan
  • Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan pekerjaan, cara penanganan dlln.
  • Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan pada kondisi yang terjaga.
Adapun bentuk-bentuk perawatan adalah :
1 Perawatan sesudah rusak (breakdown)
(1). Pada mulanya di industri kimia dan industri-industri lainnya semua pemeliharaan pabrik dilakukan dengan metode ini, prinsipnya jika ada mesin/peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan dilakukan sesegera mungkin. Hingga akhirnya para insinyur pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan mendasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut karena mereka semua sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin seperti pekerjaan-pekerjaan perbaikan lainnya (repair work). Konsep dasar pemeliharaan adalah menjaga atau memperbaiki mesin atau pabrik hingga kalau boleh dapat kembali kekeadaan aslinya dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah.
Tujuan pemakaian metode ini adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya dan perbaikan dilakukan pada keadaan yang benar-benar perlu. Pada pemeliharaan sistim ini pekerja-pekerja pemeliharaan hanya akan bekerja setelah terjadi kerusakan pada mesin atau pabrik.
(2). Jika kita memakai sistim ini kerusakan mesin atau equipmen akan terjadi berkali-kali dan frequensi kerusakannya hampir sama saja setiap tahunnya. Artinya beberapa mesin atau equipmen pada pabrik tersebut ada yang sering diperbaiki. Pada pabrik yang beroperasi secara terus menerus, dianjurkan untuk menyediakan cadangan mesin (stand by machine) bagi mesin-mesin yang vital.
(3). Sifat-sifat lain dari sistim pemeliharaan ini adalah sistim data dan file informasi. Data dan file informasi untuk perbaikan mesin/equipmen ini harus dijaga oleh seorang insinyur yang bertanggung jawab terhadap file tersebut.
(4). Sistim ini untuk pembongkaran pabrik tahunan tidak dipakai karena pada saat dilakukannya penyetelan dan perbaikan, unit-unit cadanganlah yang dipakai. Dan ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak dibandingkan dengan sistim lain yang akan kita bahas dalam buku ini.
(5).Sistim yang sudah ketinggalan jaman ini merupakan sistim perencanaan yang tidak sistimatik secara keseluruhannya.
2. Perawatan Rutin ( preventive maintenance).
(1). Pada sistim pemeliharaan breakdown kita sudah merasakan perlunya melakukan pemeriksaan atau perbaikan pada mesin-mesin atau equipmen yang berbahaya pada operasi keseluruhan pabrik, biaya perbaikan akan dapat diminimalkan bila telah kita ketahui kerusakan tersebut secara dini. Tipe pemeriksaan dan perbaikan preventive ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor-faktor lainnya.
Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik dan pada saat yang tepat pada semua mesin-mesin/peralatan adalah dapat di ramalkan nya total perbaikan pada seluruh sistim pabrik oleh para insinyur pemeliharaan. Selanjutnya, bila kesalahan atau kerusakan mesin/equipmen dapat diramalkan lebih awal dengan melihat penomena kenaikan getaran mesin, kenaikan temperatur, suara, dan lain-lain. Dalam hal ini perbaikan dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang lebih fatal. Biaya perbaikan dan lamanya mesin/equipmen tidak beroperasi dapat diminimalkan dibandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan setelah mesin itu rusak total.
(2). Sistim pemeliharaan pabrik meliputi rencana inspeksi dan perbaikan secara periodik. (periode inspeksi dan perbaikan dapat berbeda tergantung pada tipe mesin dan penting tidaknya pencegahan kerusakan tersebut) dengan perbaikan pabrik atau ramalan kerusakan sedini mungkin hingga dapat diketahui perlu tidaknya dilaksanakan pekerjaan perbaikan sebelum kerusakan yang lebih serius terjadi.
(3). Aspek yang terpenting dari pemeliharaan rutin adalah dapat diramalkannya umur mesin/equipmen tersebut.
(4). Pendeteksian keadaan yang tidak normal pada mesin/equipmen sedini mungkin dilakukan oleh group inspeksi yang berada dibawah bagian pemeliharaan. Tetapi bantuan dan laporan dari orang-orang group produksi akan sangat membantu bagian pemeliharaan, hingga dapat dibuat perencanaan yang optimum. Group perencanaan dan inspeksi adalah merupakan bagian dari sistim pemeliharaan rutin. Group ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesin-mesin dan equipmen dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin, menyiapkan inspeksi dan membuat rencana perbaikan, termasuk pengontrolan biaya dan pengembangan teknis dari equipmen tersebut.
(5). Jika pembongkaran pabrik yang tidak diharapkan dan kerusakan mesin/equipmen berkurang atau turun, kebutuhan jumlah operator dan pergantian tugas jaga mesin akan berbeda pada tingkatan ini. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin/equipmen merupakan tujuan yang paling penting dari pemeliharaan pabrik sistim preventive, tetapi kemajuan perkembangan bahan tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistim preventive. Sistim pemeliharaan ulang (corrective maintenace) berikut ini dianjurkan untuk mengatasi masalah tersebut. Bila pemeliharaan rutin dilaksanakan dengan baik, maka beberapa mesin cadangan yang ada akan menganggur/tidak terpakai karena umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilakukan pada saat dilakukannya pembongkaran mesin-mesin skala besar dipabrik tersebut (turnaround), maka mesin-mesin cadangan boleh ditiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan.
(6). Data dan informasi sehubungan dengan inspeksi dan perbaikan mesin/equipmen akan terekam dengan sistimatis dan ini merupakan data dasar untuk merumuskan rencana-rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh bagian perencanaan dan inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian
pergudangan yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.
(7). Dengan memakai sistim pemeliharaan rutin ini tenaga kerja untuk pemeliharaan harian dapat dikurangi hingga 60% dibandingkan sistim pemeliharaan breakdown.
3. Perawatan Ulang (corrective maintenance).
(1). Setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik, dari data-data inspeksi yang dilakukan rutin maka bisa diperoleh umur dan biaya pemeliharaan dari masing-masing mesin/equipmen. Dari informasi ini kita dapat menentukan prioritas unit mana yang harus segera diperbaiki.
(2). Bagian inspeksi daB perencanaan, bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing-masing mesin dan equipmen dengan cara sebagai berikut :
(a) Bagaimana perencanaan aslinya, kapasitas dan apakah kinerja berubah setelah masa perawatan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak.
(b) Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut?
(c) Mencari dimana letak permasalahan dari sistim tersebut.
(d) Menetapkan umur dari mesin-mesin dan equipmen untuk menangkal munculnya masalah yang lebih besar.
(3). Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan yang rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapkan kerja untuk jenis kerusakan tersebut. Ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk pekerjaan tersebut.
(4). Sifat-sifat yang menonjol dari sistim pemeliharaan ulang adalah effisien dan dekat serta eratnya hubungan diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi dan para pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lain-lain. Disini masalah yang muncul dilapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari seluruh bagian-bagaian yang ada dipabrik. Meminimalkan frequensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses dan lain-lain.
(5). Informasi dari penyedia barang (supplier) mengenai barang-barang/bahan yang terbaru, ini akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi pemakaian bahan-bahan ini harus kita mengerti benar dan disesuaikan dengan keperluan dasar pabrik.
(6). Tugas dari seorang insinyur begian pemeliharaan tidak hanya sebatas merawat mesin dan equipmen yang ada saja. Tugasnya adalah memaximumkan keuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin dan equipmen dan juga mengurangi biaya pemeliharaan, ini dilakukan dengan mempelajari/mengembangkan teknologi yang terbaru.
(7). Konsep pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin atau equipmen tertentu adalah sangat penting dan orang yang ahli bahan harus bekerja sama dengan bahagian pemeliharaan. Awalnya pada pemeliharaan ulang, tenaga kerja tambahan dan penanaman modal diperlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang singkat dengan dinaikkannya pelayanan, bertambahnya penurunan kerusakan, terjadinya penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur dari fasilitas-fasilitas tersebut.
(8). Dewasa ini kebanyakan pabrik-pabrik mengikuti konsep terbaru yaitu pabrik besar yang terpadu didalam satu lokasi, hingga tidak diperlukan lagi mesin-mesin atau equipmen cadangan, disini kondisi masing-masing mesin/equipmen sudah sangat terjamin, ini disebabkan karena pemeliharaan ulang dijalankan. Tenaga kerja untuk pemeliharaan harian dapat ditekan hingga 50% dibandingkan dengan sistim pemeliharaan breakdown.
4. Perawatan Produktif
(1). Sistim pemeliharaan yang telah diuraikan diatas mempunyai asumsi dasar, bahwa makin tinggi effisiensi makin tinggi keuntungan yang akan diperoleh, maka bila effisiensi yang tinggi tadi tidak membawa keuntungan yang diinginkan, maka konsep baru dari sistim pemeliharaan perlu dipikirkan. Dibawah kondisi ini konsep baru mungkin diperlukan.
(a) Bila produksinya maximum, hingga pasar tidak dapat membelinya.
(b) Pabrik-pabrik tertentu tidak memerlukan pemeliharaan yang rutin, seperti pabrik lem, misalnya.
(c) Jika suatu pabrik didirikan pada daerah komplex industri dimana fasilitas-fasilitas penunjangnya telah disediakan, maka dalam hal ini fasilitas-fasilitas penunjang untuk pabrik kita bisa lebih hemat lagi.
(2). Sistim pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing-masing pabrik karena masing-masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya.
(3). Sistim pemeliharaan dimulai dengan mengoptimumkan sistim pemeliharaan itu sendiri berkait dengan beberapa kondisi yang dialami oleh pabrik tersebut, ini adalah konsep pemeliharaan produktif. Pengurangan kerusakan yang tidak diingini merupakan elemen yang sangat penting bagi semua tipe sistim pemeliharaan, pengurangan ini dapat diperoleh dengan teknologi yang dapat mengidentifikasi umur mesin dan equipmen tanpa harus mesinnya dibongkar.
(4). Kerjasama yang baik diantara bahagian perencanaan, bahagian inspeksi, dan bahgaian produksi harus dijaga untuk mengoptimumkan sistim yang dipakai pada pemeliharaan produktif. Tujuan dari pemeliharaan atau perencanaan lain adalah untuk merencanakan pemeliharaan dari masing-masing fasilitas yang ada sesuai dengan umur masa pakainya dan dengan mengurangi biaya pemeliharaan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan pekerjaan perbaikan pada waktu diadakannya pembongkaran pabrik tahunan atau pemeliharaan yang lain-lain.
(5). Optimisasi perencanaan biaya pemeliharaan untuk pekerja lapangan pada saat pembongkaran pabrik dan pekerjaan pemeliharaan harian dapat dievaluasi langsung melalui sifat-sifat dari pabrik.
(6). Keperluan memasang mesin cadangan/equipmen ditentukan oleh hasil dari konsep pemeliharaan produktif. Biaya tambahan untuk unit-unit cadangan dapat ditentukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang kembali bila kiat memakai sistim pemeliharaan rutin untuk seluruh mesin yang ada dalam pabrik tersebut.
(7). Secara umum mesin-mesin atau equipmen yang besar dan mahal diharapkan dapat berjalan secara rutin pada masa-masa pemeliharaan tersebut, hingga mesin-mesin atau unit-unit cadangan dapat ditiadakan.
5. Perawatan  Rutin (preventive maintain)
(1). Pengembangan ilmiah dari pemeliharaan produktif pada tahun-tahun yang lalu berdampak terhadap sistim pemeliharaan rutin yang menggunakan konsep tero-teknologi. Jika kita pertimbangkan umur dari seluruh mesin-mesin yang ada dalam pabrik pertama konsruksi pabrik harus disertai dengan studi kelayakan dan kemudian baru pabrik itu dibangun, dan kemudian baru mulai produksi komersialnya.
Kegiatan produksi harus dijaga tetap stabil setiap saat, jika produksi menurun maka pasar akan terganggu, dan juga jika biaya produksi tinggi ini akan kalah bersaing dengan pabrik-pabrik yang masih baru. Maka pabrik tersebut harus diganti atau di modifikasi secara mendasar. Pendekatan
ilmiah yang menghasilkan kembalinya modal secara maximum tenaga kerja dan bahan-bahan yang dibuat di pabrik tersebut merupakan tero-teknologi.
(2). Aspek-aspek yang penting dari tero-teknologi adalah sebagai berikut:
(a). Umur pabrik yang direncanakan dan teknologi yang dipakai pada pabrik tersebut. Umur pabrik ditentukan oleh siklus produksi, kecepatan penyerapan teknologi baru, dan sumber daya manusia yang menjalankan teknologi ini. Umur pabrik mungkin tidak panjang seperti pabrik percobaan yang mana dibangun dan dijalankan hanya untuk beberapa tahun saja. Ada pabrik-pabrik yang dapat beroperasi hingga 50 tahun. Umur pemakaian pabrik yang berbeda merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan perencanaannya dan sistim pemeliharaan mana yang cocok dan terbaik untuknya.
(b). Type dan kesulitan pemeliharaan dari suatu pabrik secara mendasar ditentukan oleh proses asli dan perencanaan mekanik dari pabrik tersebut. Walaupun sistim teknologi pemcliharaan yang tercanggih dipakai, ini belum tentu dapat menghilangkan atau mengurangi masalah-masalah tertentu bila kondisi proses tidak sesuai dengan bahan-bahan konstruksi pada saat pabrik tersebut dibuat, juga bila perencanaan tata letak pabrik tanpa mempertimbangkan pekerjaan lapangan pemeliharaan. Maka, pengalaman-pengalaman dibutuhkan dan juga teknologi pemeliharaan merupakan hal-hal yang harus dipikirkan sebelum merencanakan pabrik.
(c). Biaya pembuatan atau modal awal dapat dikurangi bila bahagian pemeliharaan dapat memberikan informasi-informasi yang baik tentang masalah-masalah servis mesin/equipmen, pemasangan unit-unit cadangan dapat dibuat optimal. Selanjutnya dilakukan standarisasi jenis mesin dan suplier dan juga meningkatkan mulu barang tanpa menambah biaya hingga modal dapat dihemat dan juga biaya-biaya pemeliharaan selanjutnya.

Alat Ukur


A. Alat Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi.
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Gambar 4.1. berikut adalah gambar jangka sorong yang dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada
juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur, (lihat Gambar 4.1.). Beberapa macam jangka sorong dengan skala penunjuk pembacaan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4 1. Sensor jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai posisi.


 







Gambar 4 2. Jangka sorong dengan penunjuk pembacaan nonius, jam ukur, dan digital

Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam ukur dilakukan dengan cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh jam ukur. Untuk jangka sorong dengan penunjuk pembacaan digital, hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada monitor digitalnya. Jangka sorong yang menggunakan skala nonius, cara pembacaan ukurannya secara singkat adalah sebagai berikut :
  •  Baca angka mm pada skala utama (pada Gambar 4.3. di bawah : 9 mm)
  •  Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama yang segaris lurus dengan skala    nonius (Gambar 4.3. di bawah : 0,15)
  •  Sehingga ukuran yang dimaksud 9,15 .


Gambar 4 3. Cara membaca skala jangka sorong ketelitian 0,05 mm.

2. Mikrometer

Gambar 4 4. Mikrometer luar, dan mikrometer dalam

Hasil pengukuran dengan mengunakan mikrometer (Gambar 4.4.) biasanya lebih presisi dari pada menggunakan jangka sorong. Akan tetapi jangkauan ukuran mikrometer lebih kecil, yaitu sekitar 25 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sampai dengan 0,01 mm. Jangkauan ukur mikrometer adalah 0-25 mm, 25–50 mm, 50-75 mm, dan seterusnya dengan selang 25 mm. Cara membaca skala mikrometer secara singkat adalah sebagai
berikut :
  •  Baca angka skala pada skala utama/barrel scale (pada Gambar 4.5. adalah 8,5 mm)
  •  Baca angka skala pada thimble (pada posisi 0,19 mm)
  • Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada Gambar 1.6. adalah 8,69 mm). 
Gambar 4 5. Cara membaca skala mikrometer.
Beberapa contoh penggunaan mikrometer untuk mengukur benda kerja dapat dilihat pada Gambar 4.7. Mikrometer dapat mengukur tebal, panjang, diameter dalam, hampir sama dengan jangka sorong. Untuk
keperluan khusus mikrometer juga dibuat berbagai macam variasi, akan tetapi kepala mikrometer sebagai alat pengukur dan pembacaan hasil pengukuran tetap selalu digunakan. Beberapa mikrometer juga dilengkapi
penunjuk pembacaan digital, untuk mengurangi kesalahan pembacaan hasil pengukuran.







Gambar 4 6. Berbagai macam pengukuran yang bisa dilakukan dengan mikrometer : pengukuran jarak celah, tebal, diameter dalam, dan diameter

3. Jam Ukur (Dial Indicator)
   Jam ukur (dial indicator) adalah alat ukur pembanding (komparator). Alat ukur pembanding ini (Gambar 4.7.), digunakan oleh operator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin perkakas yaitu : pengecekan posisi ragum, posisi benda kerja, posisi senter/sumbu mesin perkakas (Gambar 4.8.), dan pengujian kualitas geometris mesin perkakas. Ketelitian ukur jam ukur yang biasa digunakan di bengkel
adalah 0,01 mm.




Gambar 4 7. Jam ukur (Dial Indicator).


 Gambar 4 8. Pengecekan sumbu mesin bubut dengan bantuan jam ukur.


a. Mistar Baja
Mistar baja digunakan di bengkel untuk panjang, lebar atau tebal suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai menggantikan straight edge untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala silindermotor/mobil. Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat guratan-guratan sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10 bagian atau 20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi dibagi menjadi 16 atau 32 bagian sehingga berjarak 1/8”, 1/16”, 1/32”. Selain mistar baja, di bengkel juga sering digunakan mistar gulung untuk mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung dan benda-benda yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.



Gambar 4.9. Mistar baja 



    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More